By: Raudhatuz Zahrah
Abstrak
Berdasarkan pengalaman
peneliti dalam mengajar bahasa Inggris dan studi awal yang dilakukan, prestasi siswa pada
menulis teks narasi belum memuaskan. Nilai rata-rata tulisan teks narasi siswa
adalah 49.6, sedangkan kreteria ketuntasan minimum adalah 60.0. Prestasi yang
tidak memuaskan ini dikarenakan (1) siswa mengalami kesulitan untuk memulai
menulis, mengorganisasikan dan mengalihbahasakan ide-ide mereka ke dalam teks
yang menarik, (2) strategi pengajaran dan pembelajaran menulis yang tidak
efektif, dan (3) motivasi siswa untuk menulis sangat rendah. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti
mengusulkan salah satu strategi yang sesuai dalam mengajarkan menulis narasi,
yaitu teknik Jigsaw.
Penelitian ini dirancang
untuk meningkatkan ketrampilan menulis teks narasi siswa dengan menggunakan
teknik Jigsaw. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
teknik Jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis teks narasi
siswa di MTs Negeri 2 Medan.
Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif
dimana peneliti dan guru bekerja sama dalam melaksanakan penelitian ini.
Peneliti berperan sebagai pengajar sedangkan guru bahasa Inggris menjadi
kolaborator peneliti untuk mengobservasi pelaksanaan teknik Jigsaw. Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus yang mengacu pada prosedur penelitian
tindakan yaitu, planning, implementing,
observing, dan reflecting. Tiap
siklus dalam penelitian ini terdiri dari tiga pertemuan untuk pelaksanaan
teknik. Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa instrumen yaitu lembar
observasi, catatan lapangan, kuisener, dan hasil tulisan siswa. Subyek
penelitian ini adalah 42 siswa kelas dua MTs Negeri 2 Medan pada tahun ajaran
2008/2009. Semua siswa menjadi subyek penelitian ini.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model teknik Jigsaw yang sesuai dalam pengajaran menulis teks
narasi meliputi langkah-langkah berikut: (1) memberikan model teks narasi yang
dilengkapi dengan rangkaian gambar berurutan kepada siswa dengan tujuan untuk
membangun pengetahuan siswa tentang cerita dan input bahasa berupa kosa kata,
tata bahasa, dan ciri-ciri kebahasan dari teks narasi, (2) memerintahkan siswa
untuk membaca cerita dan memperhatikan kosa kata, tata bahasa, dan ciri-ciri
kebahasaan dari teks narasi, (3) memberikan pertanyaan yang bertujuan untuk
menyakinkan pemahaman siswa tentang cerita dan ciri kebahasaan teks narasi, (4)
mengelompokkan siswa dalam kelompok ahli yang terdiri dari empat siswa, (5)
mendistribusikan sebuah gambar yang khusus dan berbeda dari rangkain gambar
yang berurutan yang dilengkapi dengan beberapa kata kunci kepada setiap
kelompok ahli, (6) meminta setiap siswa untuk menulis hasil diskusi tentang
deskripsi sebuah gambar bagian dari sebuah cerita, (7) mengumpulkan gambar, (8)
mengelompokkan kembali siswa ke kelompok jigsaw, (9) meminta siswa untuk
mempresentasikan bagian dari cerita yang dikuasainya dan saling bertukar cerita
untuk mendapatkan satu cerita yang lengkap, (10) berkeliling dari satu kelompok
ke kelompok yang lain untuk mengawasi proses pembelajaran, (11) meminta siswa
untuk menulis kembali cerita tersebut secara perseorangan sehingga mereka
menyadari bahwa bagian ini bukan sekedar permainan tetapi juga pembelajaran
yang sangat berarti, (12) meminta siswa ntuk memperbaiki tulisan pertama mereka
dengan menggunakan petunjuk pebaikan, (13) memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyunting tulisan mereka dengan mengunakan petunjuk penyuntingan, dan
(14) mempublikasikan hasil tulisan mereka pada sesi terakhir pembelajaran
dengan membacanya di depan kelas atau menempelnya di majalah dinding.
Hasil penelitian lebih
lanjut menunjukkan bahwa Jigsaw efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis teks narasi. Peningkatan dapat dilihat dari kenaikan nilai
rata-rata menulis teks narasi siswa dari nilai studi awal 49.6; 60.2 di siklus
pertama, dan 70,2 di siklus kedua. Di samping itu, hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa teknik Jigsaw sangat efektif dalam meningkatkan motivasi dan
partisipasi siswa. Diketahui bahwa 74.0% siswa termotivasi di siklus pertama dan 83.8% siswa termotivasi di
siklus kedua. Selain itu, diketahui bahwa 83.1% siswa berpartisipasi secara
aktif di siklus pertama dan 88.9% siswa berpatisipasi di siklus kedua.
Berdasarkan hasil
penelitian, disarankan kepada guru Bahasa Inggris untuk menerapkan Jigsaw
karena teknik ini tidak hanya bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan menulis
teks narasi namun juga dalam memotivasi siswa untuk menulis dan bekerja sama
dalam mendeskripsikan kejadian yang ada di dalam gambar. Selain itu, Jigsaw
juga berguna dalam mendorong siswa untuk ikut serta secara aktif dalam menulis
teks narasi. Di samping itu, disarankan agar guru Bahasa Inggris menggunakan
teknik lain dari cooperative learning sebagai strategi belajar untuk
meningkatkan kemampuan siswa tidak hanya dalam keterampilan menulis tetapi juga
pada ketiga keterampilan bahasa yang lain. Selain dari itu, disarankan agar
siswa menggunakan teknik Jigsaw sebagai strategi belajar untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan menulis teks narasi mereka yang dapat dilakukan dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Untuk calon guru-guru peneliti, khususnya bagi mereka
yang mempunyai masalah yang sama dan tertarik untuk melaksanakan penelitian,
disarankan untuk menerapkan Jigsaw pada bidang keterampilan yang sama di
penelitian mereka atau pada bidang keterampilan bahasa yang lain, seperti
keterampilan mendengar. Dalam keterampilan ini, para siswa mendengarkan bagian
yang berbeda dari sebuah bacaan, dan kemudian saling bertukar informasi dengan
yang lain untuk menyelesaikan tugas. Para siswa dapat melaporkan tugas tersebut
secara lisan atau tertulis.
Kata kunci: teknik jigsaw, teks
narasi, kemempuan menulis