Load more

Efek Multimedia untuk Membantu Proses Mengajar Menulis Paragraf Deskriptif di SMPN 37 Semarang

By: Nur Khamim
Abstrak

Penelitian ini merupakan sebuah investigasi terhadap efek penggunaan media, yaitu multimedia dan non-multimedia, terhadap kemampuan menulis paragraph deskriptif oleh siswa-siswa kelas 7 SMPN 37 Semarang pada tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental semu. Delapan puluh siswa terpilih dari jumlah total dua ratus tiga puluh delapan siswa yang berasal dari dua kelas berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai subjek penelitian. Mereka terbagi dalam dua kelompok penelitian, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen, berdasarkan asal kelasnya. Sebelum perlakuan, subyek penelitian mengerjakan pre-tes untuk mengetahui kemampuan awal mereka dan untuk memastikan bahwa kedua kelompok tersebut setara. Setelah penelitian, subyek penelitian kembali mengerjakan post-tes dengan sosal yang sama untuk mengukur efek perlakuan pada masing-masing kelompok. Instrument lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, daftar cek pengamatan dan catatan pengamatan lapangan untuk mengukur sikap (positif atau negatif) dan motivasi siswa terhadap penggunaan multimedia.

Developing a Prototype of Listening Materials for Grade XII Students of MAN Jombang

By: Syamsul Ma’arif
Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan materi menyimak Bahasa Inggris untuk kelas dua belas semester satu. Prosedur penelitian dan pengembangan yang diterapkan meliputi survei kebutuhan, pengembangan materi, validasi ahli dan guru, revisi, uji coba, revisi, dan produk akhir.
Instrumen yang digunakan pada survei kebutuhan adalah angket, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. Hasil dari survey kebutuhan menunjukkan bahwa siswa belum mendapatkan cukup latihan untuk ketrampilan menyimak. Mayoritas siswa setuju jika bahan ajar listening perlu disediakan. Berdasarkan penemuan itu, Bahan ajar menyimak dikembangkan. Ada sembilan unit yang dikembangkan dalam draft usulan. Setelah selesai, draft tersebut dikirim ke para ahli dan guru bahasa Inggris untuk divalidasi dan dievaluasi.
Ahli dan Guru memvalidasi materi dalam hal bahasa, kesesuaian isi dengan kurikulum, panjangnya materi menyimak, kecepatan berbicara,

Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Kelas 11 MA Hasyim Asy’ari Kembangbahu Lamongan melalui Penerapan Strategi Scaffolding

By: Uzlifatul Masruroh Isnawati
Abstrak

Menyadari rendahnya kemampuan siswa kelas sebelas MA Hasyim Asy’ari dalam menulis karangan Bahasa Inggris, maka studi tentang peningkatan kemampuan sisws dalam menulis perlu dilaksanakan. Penyebab rendahnya kemampuan menulis ini adalah pelaksanaan pengajaran menulis itu sendiri menggunakan pendekatan yang berpusat pada hasil. Guru kelas hanya menunggu hasil kerja siswa tanpa membimbing mereka dalam proses menyelesaikan tugas menulis tersebut.
Berdasarkan alasan ini, kemudian strategi scaffolding diterapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Sehingga, rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa kelas 11 MA Hasyim AS’ari Kembangbahu Lamongan dalam menulis dapat ditingkatkan dengan menggunakan strategi scaffolding?” Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan strategi scaffolding dalam proses menulis sehingga kemampuan siswa

Keefektivan Pengajaran Tatabahasa dalam Konteks untuk Mengurangi Kesilapan Tatabahasa Siswa dalam Menulis

By: Yadhi Nur Amin
Abstrak

Menulis merupakan salah satu keterampilan dasar berbahasa yang harus diajarkan pada siswa sekolah menengah. Melalui pembelajaran keterampilan menulis, para siswa diharapkan dapat menuangkan ide, perasaan, pengalaman, dan penguasaan komponen bahasa dalam struktur bahasa Inggris tulis. Namun demikian, dalam menulis berbahasa Inggris, mereka masih menemui banyak kesulitan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Februari 2008, hasil tulisan siswa MAN Lasem tidak dapat dipahami dengan baik karena masih terdapat banyak kesilapan tatabahasa. Oleh karena itu, untuk mengurangi kesilapan tatabahasa dalam tulisan mereka, penggunaan metode pengajaran tatabahasa yang tepat sangat diperlukan. Maka dari itu, pengajaran tatabahasa dalam konteks yang dipadukan dengan pengajaran menulis diterapkan untuk mengatasi masalah kesilapan tatabahasa dalam tulisan mereka.

Mengembangkan Materi Pengajaran Mata Kuliah Writing untuk Mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Santu Paulus Ruteng

By: Yerni Miss Endang Polly
Abstrak

Salah satu komponen yang menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas adalah ketersediaan materi pengajaran yang berfungsi sebagai sumber ilmu yang dapat mempermudah proses pembelajaran. Ketersediaan materi tersebut sangat penting terutama dalam pembelajaran menulis di mana banyak siswa menghadapi kesulitan ketika menuangkan idenya dalam tulisan. Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di STKIP Santu Paulus Ruteng materi pembelajaran Writing III yang sesuai dengan silabus yang dipakai belum ada. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan materi pembelajaran untuk mata kuliah Writing III.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan karena tujuannya adalah untuk mengembangkan suatu produk, dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran mata kuliah Writing III. Berdasarkan adaptasi model pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall (1983:775),

Pengajaran Menulis Teks Prosedure Menggunakan Strategi Gambar Berseri di MTsN Malang III


By: Roudlatul Hasanah
Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur dengan menggunakan strategi gambar berseri. Berdasarkan pengamatan pada siswa kelas IX E MTsN Malang III, menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas IX masih kurang memuaskan, nilai rata-rata mereka hanya 50.3, dan siswa mempunyai motivasi yang rendah untuk berpartisipasi dalam kegiatan menulis.
Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dalam hal ini, peneliti dibantu oleh guru bahasa Inggris dalam mengobservasi proses belajar mengajar. Penelitian ini diadakan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX E MTsN Malang III. Instrumen penelitian ini adalah hasil tulisan siswa, checklist pengamatan,field note dan kuesioner. Kriteria kesuksesan penelitian ini adalah peningkatan nilai menulis siswa, partisipasi aktif dan respon mereka dalam proses belajar mengajar. Kriteria kesuksesan tercapai jika 60% siswa mendapatkan nilai 70, dan jika 60% siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.

Menggunakan Game Twenty-question untuk Memperbaiki Kemampuan Menulis Siswa Kelas Tujuh Semester Dua MTS. Hasyim Asy’ari Piyungan Bantul DIY

By: Risnaryanto
Abstrak

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam bahasa Inggris dengan menggunakan model pengajaran berbasis Game Twenty-question dan bimbingan per langkah karena dapat membangun ketrampilan siswa menggunakan pertanyaan deskriptif, menerapkan ketrampilan mengubah kalimat dan pembimbingan proses menulis dengan suasana menyenangkan sehingga siswa lebih tertarik dengan langkah-langkah menulis. Dengan demikian, hasil tulisannya akan lebih baik. Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana permainanTwenty-question bisa meningkatkan kemampuan siswa kelas tujuh semester dua MTs. Hasyim Asy’ari Piyungan Bantul DIY dalam menulis teks deskriptif?”
Model penelitian ini adalah tindakan kelas dimana peneliti dan kolaborator bekerja sama dalam menyusun rencana pelajaran, mengimplementasikan tindakan, mengamati tindakan, dan melakukan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas dua pada MTs. Hasyim Asy’ari Piyungan tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus mengikuti langkah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi hingga refleksi.

Menggunakan Teknik Jigsaw untuk Memperbaiki Kemampuan Menulis Siswa Kelas Dua MTs Negeri 2 Medan

By: Raudhatuz Zahrah
Abstrak

Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar bahasa Inggris dan studi awal yang dilakukan, prestasi siswa pada menulis teks narasi belum memuaskan. Nilai rata-rata tulisan teks narasi siswa adalah 49.6, sedangkan kreteria ketuntasan minimum adalah 60.0. Prestasi yang tidak memuaskan ini dikarenakan (1) siswa mengalami kesulitan untuk memulai menulis, mengorganisasikan dan mengalihbahasakan ide-ide mereka ke dalam teks yang menarik, (2) strategi pengajaran dan pembelajaran menulis yang tidak efektif, dan (3) motivasi siswa untuk menulis sangat rendah. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti mengusulkan salah satu strategi yang sesuai dalam mengajarkan menulis narasi, yaitu teknik Jigsaw.
Penelitian ini dirancang untuk meningkatkan ketrampilan menulis teks narasi siswa dengan menggunakan teknik Jigsaw. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik Jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis teks narasi siswa di MTs Negeri 2 Medan.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dimana peneliti dan guru bekerja sama dalam melaksanakan penelitian ini. Peneliti berperan sebagai pengajar sedangkan guru bahasa Inggris menjadi kolaborator peneliti untuk mengobservasi pelaksanaan teknik Jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang mengacu pada prosedur penelitian tindakan yaitu, planning, implementing, observing, dan reflecting. Tiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari tiga pertemuan untuk pelaksanaan teknik. Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa instrumen yaitu lembar observasi, catatan lapangan, kuisener, dan hasil tulisan siswa. Subyek penelitian ini adalah 42 siswa kelas dua MTs Negeri 2 Medan pada tahun ajaran 2008/2009. Semua siswa menjadi subyek penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model teknik Jigsaw yang sesuai dalam pengajaran menulis teks narasi meliputi langkah-langkah berikut: (1) memberikan model teks narasi yang dilengkapi dengan rangkaian gambar berurutan kepada siswa dengan tujuan untuk membangun pengetahuan siswa tentang cerita dan input bahasa berupa kosa kata, tata bahasa, dan ciri-ciri kebahasan dari teks narasi, (2) memerintahkan siswa untuk membaca cerita dan memperhatikan kosa kata, tata bahasa, dan ciri-ciri kebahasaan dari teks narasi, (3) memberikan pertanyaan yang bertujuan untuk menyakinkan pemahaman siswa tentang cerita dan ciri kebahasaan teks narasi, (4) mengelompokkan siswa dalam kelompok ahli yang terdiri dari empat siswa, (5) mendistribusikan sebuah gambar yang khusus dan berbeda dari rangkain gambar yang berurutan yang dilengkapi dengan beberapa kata kunci kepada setiap kelompok ahli, (6) meminta setiap siswa untuk menulis hasil diskusi tentang deskripsi sebuah gambar bagian dari sebuah cerita, (7) mengumpulkan gambar, (8) mengelompokkan kembali siswa ke kelompok jigsaw, (9) meminta siswa untuk mempresentasikan bagian dari cerita yang dikuasainya dan saling bertukar cerita untuk mendapatkan satu cerita yang lengkap, (10) berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk mengawasi proses pembelajaran, (11) meminta siswa untuk menulis kembali cerita tersebut secara perseorangan sehingga mereka menyadari bahwa bagian ini bukan sekedar permainan tetapi juga pembelajaran yang sangat berarti, (12) meminta siswa ntuk memperbaiki tulisan pertama mereka dengan menggunakan petunjuk pebaikan, (13) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyunting tulisan mereka dengan mengunakan petunjuk penyuntingan, dan (14) mempublikasikan hasil tulisan mereka pada sesi terakhir pembelajaran dengan membacanya di depan kelas atau menempelnya di majalah dinding.
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa Jigsaw efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks narasi. Peningkatan dapat dilihat dari kenaikan nilai rata-rata menulis teks narasi siswa dari nilai studi awal 49.6; 60.2 di siklus pertama, dan 70,2 di siklus kedua. Di samping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa teknik Jigsaw sangat efektif dalam meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa. Diketahui bahwa 74.0% siswa termotivasi di siklus pertama dan 83.8% siswa termotivasi di siklus kedua. Selain itu, diketahui bahwa 83.1% siswa berpartisipasi secara aktif di siklus pertama dan 88.9% siswa berpatisipasi di siklus kedua.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada guru Bahasa Inggris untuk menerapkan Jigsaw karena teknik ini tidak hanya bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan menulis teks narasi namun juga dalam memotivasi siswa untuk menulis dan bekerja sama dalam mendeskripsikan kejadian yang ada di dalam gambar. Selain itu, Jigsaw juga berguna dalam mendorong siswa untuk ikut serta secara aktif dalam menulis teks narasi. Di samping itu, disarankan agar guru Bahasa Inggris menggunakan teknik lain dari cooperative learning sebagai strategi belajar untuk meningkatkan kemampuan siswa tidak hanya dalam keterampilan menulis tetapi juga pada ketiga keterampilan bahasa yang lain. Selain dari itu, disarankan agar siswa menggunakan teknik Jigsaw sebagai strategi belajar untuk melatih dan meningkatkan kemampuan menulis teks narasi mereka yang dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Untuk calon guru-guru peneliti, khususnya bagi mereka yang mempunyai masalah yang sama dan tertarik untuk melaksanakan penelitian, disarankan untuk menerapkan Jigsaw pada bidang keterampilan yang sama di penelitian mereka atau pada bidang keterampilan bahasa yang lain, seperti keterampilan mendengar. Dalam keterampilan ini, para siswa mendengarkan bagian yang berbeda dari sebuah bacaan, dan kemudian saling bertukar informasi dengan yang lain untuk menyelesaikan tugas. Para siswa dapat melaporkan tugas tersebut secara lisan atau tertulis.

Kata kunci: teknik jigsaw, teks narasi, kemempuan menulis

Sebuah Rancangan Silabus Kelas Speaking untuk Mata Kuliah Intensive English bagi Mahasiswa Tingkat Pertama di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin

By: Raida Asfihana
Abstrak

Hasil dari survey pendahuluan yang dilakukan di institusi ini menunjukkan bahwa tidak ada silabus tertentu yang dapat dipakai untuk mengajarkan bahasa Inggris; para dosen hanya mengikuti panduan yang disajikan di buku teks, yang ruang lingkupnya adalah bahasa Inggris umum. Selanjutnya dapat dicermati bahwa panduan tersebut tidaklah memadai untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam hal konten keIslaman dan efisiensi pedagogisnya. Berangkat dari masalah diatas, muncullah suatu kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi akan perancangan sebuah silabus untuk mahasiswa di institusi Islam ini. Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah silabus yang sesuai untuk mengajarkan keterampilan berbicara kepada mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Prosedur penelitian pengembangan dipakai di dalam penelitian ini. Model pengembangan silabus­nya merupakan perpaduan dari Pengembangan Program Bahasa oleh Yalden (1987)

Meningkatkan Keterampilan Menyimak dalam Bahasa Inggris dengan Menggunakan Teknik Storytelling di Kelas Dua MTsN Model Amuntai

By: Rahmah Fitriah
Abstrak

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditemukan bahwa prestasi siswa dalam kegiatan menyimak masih belum memuaskan. Beberapa kesulitan yang dialami siswa adalah memahami dan menemukan informasi rinci dalam teks yang mereka dengarkan. Kesulitan tersebut disebabkan beberapa factor. Pertama, kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan materi yang tersedia. Kedua, kurang beragamnya teknik dalam mengajar menyimak. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa dengan menggunakan teknik storytelling. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana teknik storytelling bisa meningkatkan keterampilan menyimak siswa.
Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dalam hal ini, peneliti dibantu oleh guru bahasa Inggris dalam mengobservasi proses belajar mengajar. Penelitian ini diadakan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F MTsN Model Amuntai.

Penggunaan Pendekatan Menulis Proses untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Recount Siswa Kelas Dua MTsN Lamala Sulawesi Tengah

By: Pudariati
Abstrak

Berdasarkan hasil studi awal yang dilaksanakan pada tanggal 21 sampai dengan 23 Juli 2008. Diketahui bahwa kemampuan menulis siswa masih rendah. Nilai rata-rata siswa adalah 4.13 sedangkan kreteria ketuntasan minimum adalah 6.00. Rumusan masalah yang diformulasikan dalam penelitian ini adalah”How can process writing approach be used to improve the ability in writing recount paragraphs of the second year students of MTsN Lamala Central Sulawesi?

Implementasi Strategi “Put Yourself in the Picture” untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Bahasa Asing Siswa Kelas 2 MTs Muhammadiyah 1 Jombang

By: Pryla Rochmah Wati
Abstrak

Menulis adalah salah satu keahlian yang mendukung kesuksesan dalam pembelajaran bahasa. Akhir-akhir ini, pembelajaran menulis sering diabaikan. Permasalahan utama yang dihadapi oleh guru bahasa Inggris adalah bagaimana memotivasi siswa untuk menulis materi yang menyenangkan. Oleh karena itu, kemampuan dalam menulis paragraf masih jauh dari yang diharapkan.

Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas II MTs Ihyaul Islam Ujungpangkah Gresik Melalui Permainan tebak-tebakan (Guessing Games)

By: Nif ‘atul Aula
Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan pada permasalahan yang dialami oleh peneliti sebagai guru Bahasa Inggris di MTs Ihyaul Islam Ujungpangkah Gresik. Berdasarkan pengamatan pada siswa kelas II MTs Ihyaul Islam Ujungpangkah Gresik, menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks deskriptif siswa kelas II masih kurang memuaskan dan siswa mempunyai motivasi yang rendah untuk berpartisipasi dalam kegiatan tugas menulis. Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana permainan tebak-tebakan digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas II MTs Ihyaul Islam Ujungpangkah Gresik dalam menulis teks deskriptif?”

Efektifitas Kegiatan Membaca Ekstensif dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca dan Kecepatan Membaca Teks Bahasa Inggris Pada Siswa-Siswa Kelas IX MTs Negeri Pamekasan 1

By: Nanang Rohmat Busthomi
Abstrak

Studi ini dilakukan untuk menentukan efektifitas kegiatan membaca ekstensif di dalam meningkat­kan pemahaman membaca dan kecepatan membaca. Pertanyaan utama yang perlu dijawab adalah: (1) "Apakah siswa kelas IX MTs Negeri Pamekasan 1 yang diberi kegiatan membaca ekstensif tambahan mencapai pemahaman membaca lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang tidak diberi kegiatan membaca ekstensif tambahan?" (2) "Apakah siswa kelas IX MTs Negeri Pamekasan 1 yang diberi kegiatan membaca ekstensif tambahan mencapai kecepatan membaca lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang tidak diberi kegiatan membaca ekstensif tambahan?"

Teknik Bercerita Menggunakan Puppets Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa MTsN Tangerang II Pamulang

By: Nalti Nasution
Abstrak

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di MTsN Tangerang II Pamulang ditemukan bahwa kemapuan berbicara siswa tahun 2008-2009 di kelas VIII-7 masih belum memuaskan. Siswa-siwa terlihat pasif dalam proses belajar-mengajar speaking. Siswa tidak mempunyai ide atau inisiatif untuk berbicara, atau jika mereka mempunyai ide, mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikan ide tersebut. Semua itu dikarenakan kurangnya kosa-kata, kurang paham tata-bahasa, dan kurang praktek berbicara bahasa Inggris. Disamping itu, guru menggunakan teknik pengajaran yang monoton, dan jarang membuat media-media pengajaran. Karena itu, penelitian tindak kelas ini dilakukan untuk mengatasi masalah siswa dalam berbicara. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara melalui teknik bercerita menggunakan puppets dalam hal isi cerita dan penyampaian cerita.
Penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus terdiri atas sembilan pertemuan. Tiga pertemuan untuk membaca (memahami tiga cerita), tiga pertemuan berikutnya untuk berbicara (memperaktekkan cerita menggunakan puppets dalam kelompok),

Penggunaan Metode Pembelajaran Cooperative STAD Untuk Meningkatkan Prestasi Membaca Pemahaman Siswa MAN 1 Kota Bima

By: Najamuddin
Abstrak
Menyadari akan pentingnya penguasaan bahasa inggris dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah Indonesia telah menetapkan bahawa bahasa Inggris adalah merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan pada siswa sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas. Pengajaran bahasa Inggris diarahkan pada penguasaan empat keterampilan berbahasa yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2004). Membaca adalah merupakan salah satu dari keterampilan berhahasa yang harus diajarkan kepada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas. Adapun tujuan dari pada pengajaran membaca pada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas adalah untuk membantu mereka memahami naskah bacaan dan materi-materi tertulis lainnya dalam bahasa inggris. Berkaitan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil study pendahuluan ditemukan bahwa pengajaran membaca pada MAN 1 Kota Bima tidak memberdayakan siswa untuk terampil dalam memahami isi bacaan.

Menerapkan Strategi Pengajaran Resiprokal untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Membaca Mahasiswa pada Program Studi Bahasa Inggris FKIP Universitas Tadulako

By: Muhsin
Abstrak
Bahasa Inggris secara resmi dan wajib diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Mata pelajaran wajib yang diajarkan di SMP dan di SMA, dan mata kuliah Membaca lebih khusus diajarkan di tingkat universitas. Program Studi Bahasa Inggris FKIP Universitas Tadulako menawarkan mata kuliah Membaca Pemahaman yang dibagi menjadi Membaca I, Membaca II, Membaca III, Membaca IV, dan Membaca Ekstensif. Penelitian ini dilaksanakan pada mata kuliah Membaca Pemahaman II Kelas B tahun akademik 2008/2009.
Dari proses pengajaran Membaca Pemahaman berdasarkan data awal sebelum penelitian, masalah-masalah berpusat pada: (1) rendahnya pencapaian mahasiswa dalam membaca pemahaman. (2) kesulitan mahasiswa dalam memahami teks. (3) kegiatan membaca dimonopoli oleh sebagian kelompok mahasiswa yang berkemampuan baik. (4) strategi yang diterapkan oleh dosen lebih terpusat pada dosen itu sendiri.
Penelitian ini dirancang untuk memperoleh informasi bagaimana Strategi Pengajaran Resiprokal (RT) dapat memperbaiki kemampuan pemahaman membaca mahasiswa.

Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas II Madrasah Tsanawiyah Biringkanaya Makassar Dalam Penuliasan Paragraf Deskriptif Melalui Tehnik Bertanya

By: Muhammad Saleh
Abstrak

Dari hasil kajian pendahuluan yang dilaksanakan di MTs Negeri Biringkanaya Makassar, didapatkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas II masih jauh dari apa yang diharapkan oleh kurikulum. Siswa-siswa masih mendapatkan kesulitan dalam menulis sebuah karangan dengan mengungkapkan ide, pikiran dan perasaanya dalam bentuk teks deskriptif. Di dalam menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf, siswa-siswa masih membuat kesalahan dalam hal isi karangan, organisasi, kosa kata, dan juga komponen bahasa Inggris lainnya.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa tersebut, peneliti mengusulkan salah satu tehnik di dalam mengajarkan keterampilan menulis ini yaitu tehnik bertanya. Tehnik bertanya adalah salah satu komponen dari proses belajar mengajar secara kontekstual (CTL) yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif.

The Gricean Cooperative Principle: Flouting and Hedging in the Conversations in Joseph Conrad’s The Secret Agent

By: Maria Goretti Sri Ningsih
Abstrak

Prinsip Kerja Sama (PK) diperkenalkan oleh seorang filsuf, H.P. Grice. Prinsip itu menyatakan bahwa seorang penutur harus bekerja sama dengan memberikan kontribusi yang diperlukan dalam tuturan itu. Grice mengemukakan empat macam maksim tuturan: (1) Maksim Kuantitas, yaitu memberikan kontribusi yang cukup informatif sesuai yang diperlukan, dan tidak lebih informatif dari yang diperlukan; (2) Maksim Kualitas, yaitu dengan tidak mengatakan suatu yang diyakini itu tidak benar atau suatu yang bukti kebenarannya kurang meyakinkan; (3) Maksim Hubungan yang mengatakan bahwa penutur harus memberikan informasi yang relevan; dan (4) Maksim Cara yang mengatakan bahwa penutur harus memberikan informasi yang mudah dimengerti: (a) menghindari pernyataan-pernyataan yang samar, (b) menghindari ketaksaan, (c) usahakan membuat pernyataan yang ringkas, dan (d) usahakan berbicara dengan teratur.

Penggunaan Teknik Kolaborasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa MTsN Pulosari-Tulungagung Menulis Teks Deskriptif

By: Mahfud Efendi
Abstrak

Dari hasil penelitian pendahuluan diketahui bahwa siswa kelas depalan MTsN Pulosari-Tulungagung memiliki kemampuan menulis yang kurang memuaskan dan tidak termotivasi dalam proses belajar dan mengajar. Hal ini disebabkan karena teknik pengajaran yang monoton dimana siswa belajar secara individu dalam situasi kompetitif. Oleh karena itu maka teknik kolaborasi dirancang untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas delapan MTsN Pulosari-Tulungagung dalam menulis teks deskriptif.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dimana peneliti yang bertindak sebagai seorang guru dan kolaborator yang bertindak sebagai seorang observator bekerja sama dalam melaksanakan semua tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dengan prosedur sirkular.

Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas Tiga Madrasah Aliyah Tarbiyatul Wathon Gresik dalam Menulis Teks Narrative melalui Peer Feedback

By: Mohammad Faizal Mubarok
Abstrak

Sebagai bagian dari tahapan-tahapan dalam writing process, feedback sangat penting dalam membantu siswa untuk memperbaiki tulisannya. Mereka pada umumnya menginginkan teksnya dibaca oleh guru mereka untuk melihat bagaimana respon guru terhadap pekerjaan mereka, dan berharap bahwa mereka bisa belajar dari respon tersebut untuk memperbaiki drafnya.
Namun demikian, berdasarkan penelitian awal di kelas saya, kelas tiga Madrasah Aliyah Tarbiyatul Wathon Gresik, dan pengalaman saya menjadi guru bahasa Inggris di sekolah tersebut, saya menemukan bahwa kebanyakan siswa tidak mampu memperbaiki draft pertama mereka khususnya draf dalam bentuk teks narrative setelah mendapatkan feedback dari saya, guru mereka. Kemungkinan penyebab dari permasalahan siswa tersebut terletak pada feedback yang tidak efektif yang diberikan oleh saya.
Sebagai jawaban atas permasalahan tersebut, peer feedback dalam bentuk revising checklists diajukan sebagai solusinya.

Memanfaatkan Gambar Kartun Berangkai Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Narasi Siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri Nganjuk

Mochammad Abdul Rasyid
Abstrak

Salah satu permasalahan pengajaran menulis Bahasa Inggris di MTsN Nganjuk adalah tidak efektifnya pengajaran menulis yang diterapkan guru. Guru bahasa Inggris tidak membuat perencanaan yang baik dalam pengajaran menulis. Mereka tidak terbiasa menerapkan langkah-langkah pembejaran menulis sebagai proses. Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan peneliti di kelas IX-E, ditemukan beberapa fakta sebagai berikut: (1) Siswa mempunyai masalah dalam mengembangkan ide dan mengorganisasikan teks; (2) Kempuan siswa terhadap kemampuan tata bahasa dan kosa kata kurang memadai; (3) Siswa kelas IX-E menginginkan adanya kegiatan menulis teks narasi karena mereka belum pernah menulis teks tersebut sebelumnya. Dari fakta di atas, peneliti merasa sangat termotivasi untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan memanfaatkan gambar kartun berangkai melalui pendekatan menulis sebagai proses dan empat tahap pembelajaran Bahasa Inggris (BKoF, MoT, JCoT, dan ICoT).

Menggunakan Photo untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas Dua MTsN Mojorejo Blitar

Lilik Lutfiyah
Abstrak

Menulis adalah salah satu dari empat keahlian berbahasa yang memainkan sebuah peranan yang sangat penting dalam pengajaran bahasa inggris karena sebenarnya menulis dapat membantu siswa mempelajari bahasa kedua. Bagaimanapun juga, kemampuan menulis siswa MTsN Mojorejo masih belum memuaskan. Siswa cenderung merasa kesulitan dalam menemukan dan menghasilkan ide-ide. Di samping itu, siswa merasa bingung memulai kegiatan menulis dan siswa juga tampak kurang tertarik dengan kegiatan menulis.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas delapan MTsN Mojorejo Blitar dalam menulis teks recount dengan menggunakan foto. Strategi ini dipilih karena dapat menuntun siswa dalam menemukan dan menghasilkan ide-ide sampai menjadi tulisan yang bermakna. Foto biasanya menangkap masalalu, dan pasti ini dapat membantu siswa mengingat secara detail orang, tempat, dan kejadian yang ada dalam foto tersebut. Pendeknya, foto dapat menjadi sumber sebuah tulisan.

Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas Delapan MTs PKP Manado Melalui Pemetaan Konsep

By: Kalsum Maloho
Abstrak
 
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan temuan pada studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas delapan MTs PKP Manado masih kurang memuaskan. Siswa kesulitan menulis dalam hal memperoleh ide, membuat tulisan relevan dengan topic, dan memilih kata-kata. Untuk mengatasi masalah ini, salah satu alternatif strategi digunakan dalam pengajaran menulis paragraf deskripsi. Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pemetaan konsep meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas delapan MTs PKP Manado?” Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang untuk mengembangkan stategi pemetaan konsep untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas delapan. Pemetaan konsep ini dipilih karena dapat membantu siswa berusaha secara kooperatif dalam kegiatan menulis dan belajar menulis secara bersama dengan cara yang menyenangkan namun kompetitif. Selain itu, telah terbukti, dalam banyak penelitian, pemetaan konsep dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan menulis.

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Sebelas MAN 2 Madiun Melalui Diskusi dalam kelompok kecil

By: Ida Sriwidati
Abstrak 

Membaca sebagai satu kegiatan yang penting pada setiap kegiatan bahasa. Dengan membaca orang dapat memperoleh informasi dari berbagai macam teks tertulis yang berasal dari koran, majalah, iklan, brosur, dan lain-lainnya. Menurut Djiwandono (2008:62), membaca merupakan kegiatan yang lebih penting dalam kehidupan dunia moderen dengan perkembangan setiap aspek kehidupan yang serba cepat
Penelitian ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca dengan mengguna­kan diskusi kelompok kecil. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sasaran penelitian siswa kelas XI IPA 3 MAN 2 Madiun tahun 2008-2009 yang terdiri empat puluh siswa. Penelitian ini menggunakan kegiatan yang berkesinambungan untuk pengumpulan data yang terdiri dari penelitian sebelumnya, perencanaan, penerapan, pengamatan dan refleksi. Ada dua kriteria untuk menunjukan bahwa penelitian ini berhasil jika nilai rata-rata siswa yang didapatkan dari 5,6 menjadi 6,5 dimana siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan 80% siswa dapat menjawab tes pemahaman membaca.

Meningkatkan Pemahaman Membaca Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melalui Strategi Pemahaman Membaca PreQueS

Hermanto
Abstrak

Dalam konteks pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggris, membaca adalah keterampilan wajib yang diajarkan di sekolah-sekolah mulai tingkat sekolah dasar dampai pendidikan tinggi. Namun demikian, hasil hasil yang diperoleh oleh para siswa dalam hal membaca tidak sebaik seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil beberapa penelitian, keadaan ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain, siswa menganggap membaca merupakan kegiatan yang tidak menarik dan mereka kurang menguasai strategi yang efektif untuk memahami suatu teks.
Pada kasus mahasiswa ITS, kegagalan mendapatkan hasil yang memuaskan dalam membaca, menurut hasil survey yang diadakan, adalah terbatasnya latar belakang pengetahuan dan kurangnya penguasaan strategi membaca. Akibatnya, kemampuan memahami bacaan mereka tidak memuaskan.

Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa Kelas Dua MTs Tarbiyah Takalar melalui Permainan Bahasa

By: Herman
Abstrak

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan juga pengalaman peneliti sebagai guru, siswa MTs Tarbiyah Takalar belum mampu berbahasa Inggris dengan baik, khususnya kelas VIIIC yang menjadi subyek penelitian ini. Nilai rata-rata yang mereka peroleh dalam pelajaran berbicara bahasa Inggris adalah paling rendah diantara empat ketrampilan berbahasa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan siswa tersebut yakni perasaan takut melakukan kesalahan, motivasi yang rendah, teknik mengajar guru yang monoton, dan penguasaan kosa kata yang kurang. Dari faktor tersebut, teknik mengajar yang monoton menjadi fokus penelitian ini. Karena teknik mengajar yang beragam sangat menentukan keberhasilan siswa, maka guru menyiapkan teknik yang menarik dalam mengajar ketrampilan berbahasa Inggris yaitu teknik permainan bahasa. Masalah penelitian ini adalah “Bagaimana permainan bahasa bisa meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris siswa kelas VIII MTs Tarbiyah Takalar?”

Menerapkan Metode Pengajaran Timbal-Balik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa Kelas Sebelas MAN Muara Teweh, Kalimantan Tengah

Abstrak

Membaca merupakan salah satu dari keterampilan berhahasa yang harus diajarkan kepada murid-murid Sekolah Menengah Atas dalam pelajaran Bahasa Inggris. Melalui proses belajar mengajar membaca, para siswa diharapkan mampu memahami teks bacaan yang mereka baca. Akan tetapi berdasarkan study pendahuluan ditemukan bahwa siswa siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Muara Teweh masih mengalami kesulitan dalam menemukan gambaran umum dari suatu bacaan, menemukan informasi tertentu, menemukan pokok pikiran serta menemukan informasi yang tersurat dan tersirat.

Menerapkan Strategy DRTA untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa Kelas Sebelas MAN Kandangan Kediri


Abstrak

Membaca sebagai salah satu ketrampilan dasar bahasa yang harus dikuasai dipembelajaran bahasa. Biasanya diajarkan bersama dengan tiga ketrampilan bahasa lain. Sebagai salah satu ketrampilan bahasa, membaca mendapat perhatian lebih dari keterampilan bahasa lainnya. Ada prioritas utama. Bagaimanapun, banyak siswa tidak mempunyai cukup ketrampilan dalam membaca dan prestasi membaca mereka rendah.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dan bertujuan meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa kelas sebelas pada teks narasi di MAN Kandangan melalui DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Strategi ini dipilih karena membantu mengembangkan kemampuan membaca kritis and mendorong membaca aktif. Selain itu, strategi ini telah terbukti, melalui banyak penelitian, telah mampu meningkatkan prestasi pemahaman membaca dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Subjek penelitian ini adalah tiga puluh siswa kelas tiga MAN Kandangan pada tahun akademik 2008/2009. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan mengacu pada prosedur penelitian tindakan yaitu, planning, implementing, observing, dan reflecting. Masing-masing siklus dalam penelitian terdiri dari dua pertemuan untuk penerapan strategi dan satu pertemuan untuk tes. Data penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa instrument berikut; lembar observasi, lembar catatan, kuestioner, dan tes membaca pemahaman.
Hasil penelitian ini menunjukkan model yang tepat dari DRTA strategi dalam pengajaran membaca di MAN Kandangan terdiri dari langkah langkah berikut: ditahap membaca awal; (1) mengelompokkan siswa, (2) menjelaskan tujuan pelajaran, (3) mengiring siswa pada topic dengan memberi beberapa pertanyaan dan menunjukkan gambar, (4) meminta siswa memprediksi topic bacaan dari gambar dan judul yang diberikan, (5) mengenalkan kosakata baru. Ditahap membaca diam terpadu; (1) memberikan pertanyaan, (2) meminta siswa memprediksi bacaan kemudian menulisnya dalam lembaran, (3) meminta siswa berbagi dengan kelompok. Dalam hal ini, beberapa prediksi siswa ditulis di papan tulis, (4) menugaskan salah satu siswa untuk membaca keras diikuti oleh semua siswa membaca secara diam, (5) meminta untuk mencatat informasi, (6) meminta siswa berdiskusi dengan kelompok. Di tahap membaca akhir; (1) menugaskan untuk memeriksa dan membuktikan prediksi mereka, (2) meminta menemukan bukti untuk mendukung prediksi, (3) berdiskusi prediksi murid, (4) meminta siswa mengerjakan tugas, (5) mendiskusikan jawaban siswa.
Lebih lanjut, hasil penelitian ini menjelaskan bahwa strategi DRTA meningkatkan pemahaman membaca siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari bertambahnya skor pemahaman membaca siswa yang dapat mencapai nilai target (75 pada rentang 0 sampai 100), yaitu pada tes awal, hanya ada 8 siswa atau 24% dari 33 siswa yang dapat mencapai nilai target. Pada siklus pertama, ada 17 siswa atau 48% dari 33 siswa yang dapat mencapai nilai target. Pada siklus kedua, ada 22 siswa atau 67% out of 33 siswa yang dapat mencapai nilai target. Selain itu, penemuan ini menjelaskan bahwa strategi DRTA sukses meningkatkan murid aktif terlibat dikelas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa strategi DRTA tidak hanya sukses dalam meningkatkan pemahaman membaca siswa tetapi juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa pada proses pembelajara. Oleh sebab itu, beberapa saran dibuat. Pertama, guru-guru bahasa Inggris dapat menerapkan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca. Mereka harus mengunakan teks bacaan yang belum dibaca oleh siswa dan mereka juga harus positif, suportif, and memberi semangat. Kedua, peneliti-peneliti selanjutnya disarankan mereka melakukan penelitian yang sama mengunakan strategi DRTA pada ketrampilan bahasa lainnya dan pada jenis teks yang lain seperti expository, report, dan recount.

Kata kunci: strategy directed reading thinking activity, pemahaman membaca

Keefektifan Jurnal Dialog dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Naratif Siswa Kelas 12 MAN 3 Malang

Abstrak

Jurnal dialog adalah sesuatu yang baru dan keefektifannya pada siswa MAN 3 Malang belum terbukti. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan teknik jurnal dialog dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis teks naratif. Masalah penelitian umum yang harus dijawab adalah, “Apakah para siswa yang diajar dengan menggunakan teknik jurnal dialog menunjukkan hasil yang lebih baik dalam menulis teks naratif dari pada mereka yang tidak diajarkan dengan menggunakan teknik jurnal dialog?” Jawaban sementara untuk pertanyaan tersebut kemudian di formulasikan dalam sebuah hipotesa kerja yang berbunyi “Nilai rerata kelompok yang diajar dengan menggunakan jurnal dialog lebih tinggi secara signifikan dari pada nilai rerata kelompok yang tidak diajar menggunakan teknik jurnal dialog.“
Desain penelitian ini adalah semi-eksperimen dengan tes awal-tes akhir kelompok control yang tidak diacak. Sampel penelitian ini diambil dari populasi kelas 12 MAN 3 Malang tahun pelajaran 2008/2009; yaitu kelas 12 IPA 3 sebagai kelompok kontrol, dan kelas 12 IPA 2 sebagai kelompok eksperimen. Kedua kelas ini masing-masing diisi oleh 36 siswi. Dalam pengumpulan data, dua soal tes menulis digunakan sebagai instrumen; satu soal digunakan dalam tes awal, dan satu soal lain dalam tes akhir. Dalam tes tersebut, siswa diminta untuk menulis teks naratif. Kemudian, pekerjaan mereka dinilai dengan menggunakan rubrik penskoran analitik. Disamping itu, kuesioner digunakan sebagai instrumen sekunder. Kuesioner ini diberikan hanya pada kelompok eksperimen guna mengevaluasi pelaksanaan jurnal dialog. Berdasarkan karakteristik deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rerata dari kelima aspek menulis kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Dengan demikian, teknik jurnal dialog yang diterapkan di kelompok eksperimen membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks naratif. Disamping itu, dengan menggunakan analisa covarian (ANCOVA) dengan tingkat signifikan 0,05, hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kosa kata dan tata bahasa menghasilkan perbedaan yang signifikan. Hal ini karena F hitung untuk kosa kata adalah 4,595 dan 27,548 untuk tata bahasa sementara F tabelnya adalah 3,988. Untuk tiga aspek yang lain, yaitu isi, organisasi, dan mekanis, menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung ketiga aspek ini lebih kecil dari pada F tabelnya. Secara berurutan nial F hitung untuk masing-masing adalah 0,071, 0,669, and 3,755. Secara umum, akan tetapi, hasil yang dihitung dari keseluruhan aspek menunjukkan bahwa nilai F hitung dari seluruh aspek menulis (8,580) lebih besar dari pada F tabel (3,988). Maka, terdapat cukup bukti untuk menolak hipotesa nol. Dengan kata lain, hipotesa kerja dapat diterima.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik jurnal dialog yang diberikan kepada kelompok eksperimen terbukti efektif meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks naratif. Oleh karena itu, disarankan bahwa guru bahasa Inggris menerapkan teknik jurnal dialog ini dalam pengajaran menulis. Disamping itu, guru juga perlu memberikan perhatian lebih terhadap kemampuan menulis siswa berkaitan dengan tata bahasa dan mekanik selain ketiga aspek yang lain. Hal ini dikarenakan kedua aspek yang disebut pertama berada pada criteria rendah hingga sedang. Saran juga ditujukan kepada peneliti yang akan datang bahwa percobaan penelitian dapat dilakukan lebih dari 10 kali pertemuan dan pada siswa kelas 10 atau 11 sebagai subjeknya.Disamping itu, peneilitian dapat dilakukan pada kelas atau program yang memiliki perkembangan kognitif rendah dan atau masalah afektif. Peneliti, agar lebih netral, tidak perlu terlibat langsung dalam pengajaran di kelas tetapi dapat menugaskan seorang atau dua orang guru lain untuk mengajar di kedua kelompok.

Kata kunci: keefektifan, jurnal dialog, keterampilan menulis, teks naratif