Load more

Teknik Bercerita Menggunakan Puppets Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa MTsN Tangerang II Pamulang

By: Nalti Nasution
Abstrak

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di MTsN Tangerang II Pamulang ditemukan bahwa kemapuan berbicara siswa tahun 2008-2009 di kelas VIII-7 masih belum memuaskan. Siswa-siwa terlihat pasif dalam proses belajar-mengajar speaking. Siswa tidak mempunyai ide atau inisiatif untuk berbicara, atau jika mereka mempunyai ide, mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikan ide tersebut. Semua itu dikarenakan kurangnya kosa-kata, kurang paham tata-bahasa, dan kurang praktek berbicara bahasa Inggris. Disamping itu, guru menggunakan teknik pengajaran yang monoton, dan jarang membuat media-media pengajaran. Karena itu, penelitian tindak kelas ini dilakukan untuk mengatasi masalah siswa dalam berbicara. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara melalui teknik bercerita menggunakan puppets dalam hal isi cerita dan penyampaian cerita.
Penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus terdiri atas sembilan pertemuan. Tiga pertemuan untuk membaca (memahami tiga cerita), tiga pertemuan berikutnya untuk berbicara (memperaktekkan cerita menggunakan puppets dalam kelompok),
dan tiga pertemuan terakhir untuk bercerita menggunakan puppets di depan kelas secara individu. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII7 MTsN Tangerang II Pamulang. Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah lembar pengamatan, catatan lapangan, lembar penilaian diri, lembar penilaian antar sesama, penampilan berbicara siswa menggunakan rubrik penilaian, rekaman, dan angket. Kriteria sukses ditentukan berdasarkan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar, pencapaian speaking siswa dalam hal nilai (menceritakan cerita secara perorangan), dan respon siswa terhadap penerapan teknik bercerita menggunakan puppets. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik tersebut berhasil dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa, karena kriteria sukses telah tercapai. Kriteria pertama adalah jika 65% siswa berpartisipasi atau terlibat aktif dalam proses berlaja mengajar, dan analisa data menjelaskan bahwa 83% siswa terlibat aktif. Mengenai kriteria kedua yaitu jika 65% siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65, penemuan menunjukkan bahwa 87% siswa telah mencapai nilai lebih dari 65. Untuk kriteria terakhir, jika 75% siswa memiliki respon yang baik terhadap penerapan tehnik bercerita menggunakan puppets, temuan penelitian menjelaskan bahwa 89% siswa memperlihatkan respon baik terhadap teknik tersebut.
Penerapan teknik bercerita menggunakan puppets dalam pengajaran berbicara terdiri aras beberapa langkah: 1) menujukkan gambar pada slide atau menunjukkan puppets, 2) menanyakan tentang gambar atau puppets tersebut, 3) membagi siswa menjadi kelompok kelompok, 4) memberikan siswa fotokopi teks narrative, 5) menugaskan siswa membaca teks dengan pelan, 6) mendiskusikan teks dalam kelompok berhubungan dengan topik and kata-kata sulitnya, 7) menanyakan cerita atau/dan mendiskusikan kosa-kata dan tata bahasa (kata kerja atau keterangan waktu yang digunakan dalam teks tersebut), 8) memberikan siswa fotokopi daftar kata-kata yang berhubungan dengan cerita, 9) mengidentifikasi dan menganalisa semua aspek dari teks narrative bersama dengan para siswa, 10) mendiskusikan pesan atau nilai moral dari teks tersebut bersama dengan siswa, 11) memberikan voucher bagi para siswa yang mau menjawab dan menjelaskan sesuatu mengenai cerita tersebut, 12) meminta siswa membaca teks dengan keras, 13) memberikan model kepada siswa bagaimana menyebutkan kata dengan benar, 14) memberikan lembar penilaian diri dan lembar kerja kepada siswa, 15) menyanyikan lagu berhubungan dengan cerita, 16) mencontohkan cara bercerita kepada siswa dengan menggunakan irama musik, 17) memberikan lembar penilaian antar sesama, dalam hal ini menilai penampilan guru, 18) meminta siswa memperaktekkan cerita dan bercerita menggunakan puppets dalam kelompok kecil, 19) memotivasi siswa untuk melafalkan cerita kembali di rumah, 20) meminta siswa menceritakan cerita tersebut dengan menggunakan puppets secara individu di depan kelas, 21) memberikan lembar penilaian sesama untuk menilai teman, 22) merekam suara siswa dan menilai penampilan mereka.
Berdasarkan temuan dapat disimpulkan bahwa teknik bercerita menggunakan puppets sangat efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam process belajar-mengajar, dan meningkatkan pencapaian –nilai– berbicara siswa. Disamping itu, teknik tersebut meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris. Guru-guru bahasa Inggris disarankan untuk menerapkan teknik tersebut dalam pengajaran speaking atau skill lain seperti listening dan writing. Berhubungan dengan cerita dan puppets sebagai media dan materi pengajaran, para guru disarankan menyediakan media dan materi yang menarik dan bagus, tidak hanya sesuai dengan kebutuhan siswa tetapi juga dapat memotivasi siswa dalam belajar bahasa. Memberikan motivasi dari luar sangatlah diperlukan karena hal tersebut dapat membantu motivasi dari dalam diri siswa untuk belajar bahasa Inggris. Kepala sekolah diharapkan dapat menyediakan fasilitas dan alat-alat untuk membuat media yang dapat di pakai dalam kegiatan belajar-mengajar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajaar bahasa Inggris khususnya kemampuan berbicara. Disamping meyediakan berbagai jenis buku cerita berbahasa Inggris baik lokal maupun asing di perpustakaan untuk memperkaya jumlah bacaan siswa sangatlah diperlukan.Terakhir, calon peneliti disarankan melakukan penelitian dengan menerapkan teknik bercerita menggunakan puppets atau media lain dalam keterampilan berbahasa yang lain pula atau dengan menggunakan rancangan penelitian yang lain.

Kata kunci: teknik bercerita menggunakan puppets, kemampuan berbicara