Hermanto
Abstrak
Dalam konteks pengajaran
dan pembelajaran Bahasa Inggris, membaca adalah keterampilan wajib yang
diajarkan di sekolah-sekolah mulai tingkat sekolah dasar dampai pendidikan
tinggi. Namun demikian, hasil hasil yang diperoleh oleh para siswa dalam hal
membaca tidak sebaik seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil beberapa
penelitian, keadaan ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain, siswa menganggap
membaca merupakan kegiatan yang tidak menarik dan mereka kurang menguasai
strategi yang efektif untuk memahami suatu teks.
Pada kasus mahasiswa ITS,
kegagalan mendapatkan hasil yang memuaskan dalam membaca, menurut hasil survey
yang diadakan, adalah terbatasnya latar belakang pengetahuan dan kurangnya
penguasaan strategi membaca. Akibatnya, kemampuan memahami bacaan mereka tidak
memuaskan.
Berdasarkan hasil analisa kemampuan membaca mahasiswa Kelas
XI TPB ITS semester Genap 2007/2008 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes
membaca mereka adalah 68.8 dengan bentangan nilai 56 di mana nilai terendah
adalah 40 dan yang tertinggi adalah 96. Untuk memperbaiki keadaan ini, maka
strategi PreQueS, yaitu sebuah strategi yang merupakan gabungan dari
previewing, questioning, dan summarizing diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan membaca mahasiswa ITS Surabaya.
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas kolaborasi yang terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan berupa
kegiatan untuk mempersiapkan rencana pembelajaran, kriteria keberhasilan serta
instrument penelitian, pelaksanaan rencana yaitu kegiatan pelaksanaan rencana
pembelajaran, pengamatan yaitu kegiatan pengumpulan data serta analisa data dan
refleksi pelaksanaan kegiatan. Refleksi dilakukan dengan membandingkan hasil
penelitian dengan criteria keberhasilan yang terdiri dari 1). mahasiswa mampu
menerapkan strategi PreQueS dalam kegiatan membaca mereka, 2). nilai rata-rata membaca
yang dicapai meningkat dari 68.8 (setara dengan B atau ‘Baik’ menurut peraturan akademik ITS)
menjadi 71 (setara dengan AB atau ‘Sangat Baik’ menurut peraturan akademik
ITS), 3). nilai terendah yang dicapai oleh mahasiswa adalah 56 (setara
dengan C atau ‘Cukup’ menurut peraturan akademik ITS).
Setelah satu putaran selesai, hasil penelitian menunjukkan dua
aspek penting. Aspek pertama berhubungan dengan implementasi strategi PreQueS oleh pengajar. Dari empat pertemuan
kelas yang dilakukan, guru secara bertahap berhasil memperkenalkan strategi PreQueS
kepada siswa. Guru berhasil menerapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam
mengimplementasikan strategi PreQueS seperti yang telah direncanakan sehingga
pada akhir penelitian para siswa yang pada mulanya tidak mengetahui strategi PreQueS
akhirnya menjadi tahu dan dapat menerapkannya sendiri. Aspek kedua adalah
respon mahasiswa terhadap penerapan strategi PreQueS dan hasil yang dapat
dicapai oleh mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari
mahasiswa (73.5%) mampu mengimplementasikan strategi PreQueS dengan baik dan
sebanyak 76.5% mampu menunjukkan secara eksplisit bagaimana cara
mengimplementasikan strategi PreQueS dalam membaca. Selanjutnya pencapaian
kemampuan membaca mahasiswa juga menunjukkan peningkatan dari rata-rata semula
68.8 menjadi 81.3 pada akhir penelitian. Nilai terendah yang diperoleh
mahasiswa juga berubah dari semula 40 menjadi 66 pada akhir putaran.
Kesimpulan yang dapat
ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa penerapan strategi PreQueS mampu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru di mana penelitian ini dilakukan
dalam 2 aspek.
Aspek pertama terkait
dengan pengembangan strategi membaca. Strategi membaca PreQueS yang pada
dasarnya terdiri dari strategi previewing, questioning dan summarizing mampu
membantu mahasiswa ITS Surabaya
meningkatkan kemampuan membaca. Previewing membantu mahasiswa dalam
membaca untuk menangkap ide umum dari isi bahan bacaan, sehingga mereka mampu
mengantisipasi apa yang akan dibahas selanjutnya dari bahan bacaan tersebut.
Questioning membantu mahasiswa dalam menentukan apa yang ingin mereka ketahui
lebih lanjut pada saat membaca. Dari apa yang telah mereka putuskan untuk
mereka ketahui dari bahan bacaan itu, mahasiswa akan menjadi lebih penasaran
ingin tahu dan menikmati bahan bacaan itu. Summarizing membantu mahasiswa
membangun kembali atau merekonstruksi apa yang telah mereka pahami dari bahan
bacaan yang telah mereka baca. Penerapan strategi membaca PreQueS terdiri dari
empat tahap yaitu brain storming,
pemodelan, kerja kelompok, dan kerja individu. Brain storming berguna untuk memberi mahasiswa konsep strategi
PreQueS secara kuat. Pemodelan adalah suatu langkah yang dilakukan oleh
pengajar untuk memberi contoh atau model bagaimana menerapkan strategi PreQueS.
Kerja kelompok berguna untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa pada tahap awal
dalam menerapkan strategi PreQueS. Dalam tahap kerja kelompok ini mahasiswa
dipandu oleh guru dalam menerapkan strategi. Kerja individu bertujuan untuk
meltih siswa menerapkan strategi PreQueS secara mandiri.
Aspek kedua adalah peningkatan prestasi kemampuan membaca
mahasiswa. Dalam hal ini, peningkatan prestasi tersebut ditunjukkan oleh hasil
penelitian berupa peningkatan nilai rata-rata dan nilai minimum mahasiswa.
Dengan hasil penelitian yang baik, maka disarankan para mahasiswa
menerapkan strategi pemahaman membaca PreQueS dalam kegiatan membaca mereka. Para guru yang mengajar membaca juga disarankan untuk
mengajar siswa strategi pemahaman membaca PreQueS. Selain itu, para peneliti
lain juga disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan
strategi pemahaman membaca PreQueS ini. Supaya semua yang disarankan ini dapat
berjalan maka dukungan dari institusi juga sangat diharapkan.
Kata kunci: meningkatkan pemahaman membaca, strategi pemahaman membaca PreQueS,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya