Load more

Keefektivan Pengajaran Tatabahasa dalam Konteks untuk Mengurangi Kesilapan Tatabahasa Siswa dalam Menulis

By: Yadhi Nur Amin
Abstrak

Menulis merupakan salah satu keterampilan dasar berbahasa yang harus diajarkan pada siswa sekolah menengah. Melalui pembelajaran keterampilan menulis, para siswa diharapkan dapat menuangkan ide, perasaan, pengalaman, dan penguasaan komponen bahasa dalam struktur bahasa Inggris tulis. Namun demikian, dalam menulis berbahasa Inggris, mereka masih menemui banyak kesulitan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Februari 2008, hasil tulisan siswa MAN Lasem tidak dapat dipahami dengan baik karena masih terdapat banyak kesilapan tatabahasa. Oleh karena itu, untuk mengurangi kesilapan tatabahasa dalam tulisan mereka, penggunaan metode pengajaran tatabahasa yang tepat sangat diperlukan. Maka dari itu, pengajaran tatabahasa dalam konteks yang dipadukan dengan pengajaran menulis diterapkan untuk mengatasi masalah kesilapan tatabahasa dalam tulisan mereka.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektivan pengajaran tatabahasa dalam konteks untuk mengurangi kesilapan tatabahasa dalam menulis. Masalah penelitian umum yang harus dijawab adalah, “Apakah siswa yang diajar dengan pengajaran tatabahasa dalam konteks membuat lebih sedikit kesilapan tatabahasa dalam menulis daripada siswa yang diajar dengan pengajaran tatabahasa secara konvensional?” Jawaban sementara untuk pertanyaan ini dirumuskan dalam hipotesis kerja yaitu siswa yang diajar dengan pengajaran tatabahasa dalam konteks membuat lebih sedikit kesilapan tatabahasa dalam menulis daripada siswa yang diajar dengan pengajaran tatabahasa secara konvensional.
Desain penelitian ini adalah semi-eksperimen dengan rancangan tes awal-tes akhir kelompok kontrol. Sampel penelitian ini diambil dari populasi kelas X MAN Lasem tahun pelajaran 2008/2009; yaitu kelas X-7 dengan 40 siswa sebagai kelompok kontrol, dan kelas X-5 dengan 40 siswa sebagai kelompok eksperimen. Dalam pengumpulan data, dua soal tes menulis digunakan sebagai instrumen; satu soal digunakan dalam tes awal, dan satu soal lain dalam tes akhir. Dalam tes tersebut, siswa disuruh untuk menulis sebuah teks recount. Pekerjaan siswa dikoreksi oleh dua penilai yang independen (peneliti sendiri dan salah satu guru bahasa Inggris MAN Lasem).
Ada tiga langkah dalam analisis data, yaitu: (1) pengujian reliabilitas, (2) pengujian normalitas dan homogenitas data; dan (3) pengujian hipotesis. Langkah pertama dilakukan untuk mengukur tingkat reliabilitas penilaian yang dilakukan oleh dua penilai. Langkah kedua dimaksudkan untuk menguji normalitas dan homogenitas distribusi data, sementara langkah ketiga dilaksanakan untuk menjawab masalah penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rerata komponen tatabahasa dari kelompok eksperimen dalam tes awal dan tes akhir masing-masing adalah 37,80 dan 54,00. Hal ini berarti bahwa nilai rerata dalam tes akhir lebih tinggi daripada nilai rerata dalam tes awal; dan nilai rerata naik 16,20 poin setelah pelaksanaan strategi. Sementara itu, nilai rerata dari kelompok kontrol masing-masing adalah 37,00 dan 37,20; yang berarti bahwa nilai rerata hanya naik 0,20 poin. Singkatnya, nilai rerata dari kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai rerata kelompok kontrol.
Hasil ini juga didukung oleh pengujian reliabilitas tes dari kelompok eksperimen yang masing-masing adalah 0,89 dalam tes awal dan 0,73 dalam tes akhir; sementara itu, hasil pengujian reliabilitas dari kelompok kontrol yaitu 0,99 baik dalam tes awal maupun tes akhir. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tersebut mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Selanjutnya, hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai assymp.sig. (2-tailed) dari tes menulis kedua kelompok tersebut pada tingkat signifikan 0,05 adalah 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data adalah normal. Selain itu, hasil uji homogenitas yang menggunakan F-Lavene dengan tingkat signifikan 0,05 menunjukkan bahwa varian antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk tes menulis teks recount tidaklah berbeda atau homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas tersebut, soal tes dianggap reliabel untuk digunakan dalam uji hipotesis. Selanjutnya, analisis varian (ANOVA) digunakan dalam uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan menulis dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan tingkat signifikan 0,05.
Selanjutnya, untuk mempermudah dalam analisis data, hipotesis kerja lebih dulu diformulasikan dalam hipotesis nol, yaitu “Siswa yang diajar tatabahasa dalam konteks tidak melakukan lebih sedikit kesilapan tatabahasa daripada siswa yang diajar tatabahasa secara konvensional. Hasil analisis menunjukkan bahwa F-hitung yang diperoleh adalah 17,967 dan F-tabel adalah 3,963. Dengan menggunakan cara yang sama yaitu memperbandingkan F-hitung dan F-tabel seperti yang digunakan dalam uji hipotesis, F-hitung yang diperoleh lebih tinggi daripada F-tabel. Hal itu berarti bahwa ada cukup bukti untuk menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis kerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa yang diajar dengan tatabahasa dalam konteks membuat lebih sedikit kesilapan tatabahasa dalam menulis daripada siswa yang diajar tatabahasa secara konvensional. Dengan kata lain, strategi yang diujikan ini (pengajaran tatabahasa dalam konteks) terbukti efektif untuk mengurangi kesilapan tatabahasa siswa dalam menulis.

Kata kunci: tatabahasa dalam konteks, mengurangi, kesilapan tatabahasa, menulis